Info Sains

Latest Post

Nah Lho...Fisikawan Bilang Crop Circle Sleman Akibat Intervensi Ion

Written By Agus Dwianto on Sabtu, 19 Februari 2011 | 20.37

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Fisikawan Universitas Diponegoro Semarang Dr M. Nur menilai crop circle yang terlihat di Sleman, DI Yogyakarta adalah murni fenomena alam. "Fenomena crop circle itu sudah terlihat sejak 1687 di berbagai negara di belahan dunia," katanya di Semarang, Selasa, menanggapi fenomena crop circle yang muncul di Sleman.

Ia meyakini bahwa crop circle yang muncul di Sleman tersebut bukan
buatan manusia maupun jejak unidentified flying object (UFO), namun murni suatu fenomena alam. "Kan tidak ada orang yang tahu, tahu-tahu sudah ada, saya meyakini itu hanya fenomena alam akibat intervensi ion yang disebut elektro hidro dinamik," katanya. Tidak mungkin, kata dia, jika crop circle itu dibuat manusia, sebab polanya sangat rapi, bentuknya amat teratur, apalagi kemunculannya sangatlah tiba-tiba dan cepat.

Fisikawan yang telah enam tahun bergelut dengan ilmu fisika plasma itu menjelaskan fenomena crop circle disebabkan tertariknya ion-ion positif yang ada di awan ke bumi. "Awan kan mengandung ion-ion negatif sedangkan bumi bermuatan negatif, suatu ketika bisa saja ion-ion itu tertarik ke bumi dan saling terintervensi membentuk pola," katanya.

Biasanya, kata dia, pola yang terbentuk akibat intervensi ion yang sering disebut "angin ion" itu lingkaran, karena pergerakannya cenderung berbentuk spiral dan berputar-putar. "Dalam waktu singkat, pola crop circle itu bisa terbentuk. Karena itu, mustahil kalau dibuat manusia, apalagi saya semakin yakin karena saat itu tengah hujan disertai angin," katanya.

Ia mengatakan crop circle itu bisa terjadi di mana saja, namun polanya akan terlihat jika mengenai bidang datar yang lunak, misalnya di semak belukar, ladang gandum, dan sawah. "Apakah di atap rumah (genting, red.) dan pepohonan tidak bisa terkena? Bisa saja, namun pola yang terbentuk tidak akan terlihat karena bidangnya tidak datar dan cenderung keras," katanya.

Nur menambahkan kejadian crop circle ini bisa terjadi di wilayah manapun, namun lebih sering terjadi di negara beriklim subtropik dengan membentuk berbagai pola yang kompleks. Rencananya, Dekan Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Undip itu akan mengajak dan mengumpulkan para ilmuwan untuk mendiskusikan fenomena crop circle itu secara lebih lanjut.

Red: Siwi Tri Puji B
Sumber: Antara

Dikutip dari : http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/11/01/25/160500-nah-lhofisikawan-bilang-crop-circle-sleman-akibat-intervensi-ion

SUHU DAN PENGUKURANNYA

Materi IPA Fisika Kelas 7 : Suhu dan Pengukurannya.
Silahkan klik tombol yang tersedia.

Punya Teman Banyak di Facebook? Hati-hati Stress Mengintai

Kamis, 17 Februari 2011, 09:16 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURG - Orang dengan daftar 'teman' yang paling banyak adalah yang paling mungkin mendapatkan stres akibat situs jejaring sosial, menurut para peneliti. Para psikolog di Edinburgh Napier Universitymenemukan gejala baru "kecemasan terkait Facebook" dalam penelitian mereka.

Satu dari 10 (12 persen) dari mereka yang mengambil bagian dalam survei online mengatakan bahwa Facebook membuat mereka merasa cemas. Sedang tiga dari 10 (32 persen) responden menyatakan menolak permintaan teman menyebabkan perasaan bersalah dan ketidaknyamanan.

Kathy Charles, yang memimpin studi itu, mengatakan hasil penelitian mengangkat sejumlah paradoks. "Misalnya, meskipun ada tekanan besar untuk di Facebook namun mereka telah menginvestasikan waktu yanglebih untuk situs ini."

Charles mengatakan hal ini mungkin karena tekanan pengguna merasa untuk selalu meng-update tentang kehidupan mereka untuk sejumlah besar orang. "Ini seperti menjadi saluran mini berita tentang diri Anda. Semakin banyak orang Anda memiliki, Anda merasa ada penonton di sana. Anda menjadi selebriti mini dan semakin besar penonton tekanan Anda merasa untuk memproduksi sesuatu tentang diri Anda semakin besar."

Para peneliti menanyai sekitar 200 siswa penggunaan situs, yang kini memiliki lebih dari 500 juta pengguna di seluruh dunia. Mereka menggunakan kelompok fokus, sebuah survei online dari 175 orang dan satu-ke-satu wawancara untuk mengumpulkan data mereka.

Satu dari 10 responden survei online mengatakan bahwa mereka tidak suka menerima permintaan teman, sementara hampir dua per tiga (63 persen) mengatakan mereka menunda membalas permintaan teman. Dr Charles mengatakan bahwa mayoritas dari responden melaporkan bahwa hal terbaik tentang Facebook adalah 'menjaga hubungan', sering tanpa penjelasan lebih lanjut.

Dia menambahkan, "Tapi banyak juga yang mengatakan mereka cemas tentang menarik diri dari situs tersebut karena takut kehilangan informasi sosial penting, membuat pengguna dalam limbo neurotik, tidak tahu apakah mereka harus bertahan di sana hanya untuk kasus mereka kehilangan sesuatu yang baik, atau meninggalkannya."

Red: Siwi Tri Puji B
Sumber: ABC News
Dikutip dari http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/11/02/17/164479-punya-teman-banyak-di-facebook-hatihati-stress-mengintai

Konsep Pakem-Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

Written By Agus Dwianto on Jumat, 04 Februari 2011 | 21.36

oleh : Depdiknas
A. Apa itu PAKEM?
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
• Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
• Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
• Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
• Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
B. Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’

=============
Dikutip dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem/
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog Agus Dwianto - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger